Kamis, 18 Januari 2018

Jika Hijrah Itu Mudah Maka Istiqomah Itu Susah!

Kata-kata itu sebenarnya aku dapat dari whatsapp story teman kelas dengan sedikit modifikasi. He he (lol banget hi hi hi). Hijrah seolah-olah sudah jadi headline teman-teman di kelas. Entah kenapa akhir-akhir ini banyak teman kelas yang membuat whatsaap story tentang hijrah. Alhamdulillah hatiku berkata dalam hati. Hal ini tentunya mempermudah langkahku untuk melangkah tahap demi tahap untuk berhijrah agar bisa menjadi pribadi yang lebih sempurna, bukan sempurna juga loh ya soalnya kesempurnaan itu milik Rizki Febian (sambil nyanyi kesempurnaan cinta dalam hati), eh eh maksudnya kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.
....

Setelah diresapi benar juga kata-kata itu, jika hijrah itu mudah maka istiqomah itu susah. Dengan kata lain, jika hijrah itu susah maka istiqomah itu lebih susah. Meskipun sebenarnya tingkat kemudahan dan kesukaran itu tidak bisa diukur dengan angka. Hanya diri kita yang mampu menilai apakah itu mudah atau susah. Kalau menurutku hal ini sebenarnya mirip dengan kejadian orang yang bertaubat tapi setelah itu malah diulangi lagi. Namanya juga manusia pasti sering merasa khilaf (termasuk yang nulis ini nih -_- hueee`).

Aku merasa beruntung banget berada di lingkungan kuliah ini karena beberapa temanku sudah lebih dahulu memantapkan diri untuk berhijrah dan alhamdulillah tetap istiqomah sampai sekarang serta beberapa temanku yang mulai berniat untuk berhijrah. Hal ini juga yang memicu diriku ini untuk mulai berubah ke jalan yang lebih baik. Sebenarnya amat sangat susah ketika hal itu dipraktekkan dalam kehidupanku. Iman yang masih sering naik turun menjadi salah satu pemicunya. Tapi, jujur aku merasa salut banget sama mereka (speechless pokoknya) yang sudah memantapkan diri untuk berhijrah dan selalu istiqomah.

Sedikit cerita, suatu hari aku sedikit banyak bertukar pikiran dengan salah satu temanku yang sudah berhijrah. Dia bercerita tentang masalah-masalah yang pernah menghinggapi keluarganya. Berbagai cobaan Allah berikan kepada dia dan keluarganya. Saat mendengar ceritanya, air mata ini pun mulai menetes. Susah untukku menahan air mata ini. Aku tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi dalam kehidupanku.

“Apakah aku kuat untuk menghadapinya?”

“Apakah aku kuat jika orang yang aku cintai berada dalam keadaan kritis dan berada
dalam ambang kematian?”

Sepertinya amat sangat susah bagiku untuk tetap tegar menghadapi masalah itu. Bahkan untuk membayangkannya saja aku tak kuasa. Hanya kuasa Allah yang mampu mengabulkan doa seorang hamba yang berharap agar orang yang dia cintai tetap berada di dunia ini, tetap berkumpul dengan keluarganya karena perannya yang masih sangat dibutuhkan. Dia juga bercerita kalau dia merasa bersyukur ketika doanya bisa didengar oleh Allah. Merasa bersyukur ketika orang yang dia cintai tetap ada disampingnya. Mungkin coban-cobaan itu justru menjadi salah satu hal yang membuat dia tetap beristiqomah sampai sekarang.

Dari cerita itu sebenarnya aku mulai sadar bahwa salah satu hal yang membuat diriku ini agar tetap istiqomah walaupun iman sedang down adalah dengan selalu mengingat Allah. Kalau diingat kembali sebenarnya Allah sudah begitu baik ya dengan kita. Sampai sekarang pun Allah masih memberikan kita kesempatan untuk dapat bernafas, bisa melihat alam semesta ini, bisa berjalan, dan masih banyak lagi, walaupun mungkin disaat yang sama ada saudara kita di luar sana yang belum seberuntung kita (serius amat ya fah, he he). Jadi, sebagai hamba yang tak lepas akan dosa (diriku ini maksudnya) harus sepatutnya selalu bersyukur kepada-Nya dengan memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik, ke jalan yang lebih benar.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada setiap langkah kita untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi, untuk menuju ke jalan kebenaran. Aamiin.

Akhir kata, terima kasih aku ucapkan buat kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisanku ini. Maaf jika banyak salah kata dalam tulisan ini. Terima kasih. :) 


~Tegurlah Aku Jika Aku Salah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amarah

28 September 2023 lepas satu hari setelah kejadian itu terjadi ... Ya, marah rasanya diri ini terhadap suatu keadaan yang dilakukan orang la...