Tahun 2018 berlalu, membuka lembaran baru dimana
tahun ini akan diselenggarakan pemilu presiden dan wakil presiden. Nah hal yang
menarik dalam setiap pemilu yaitu kubu pendukung diantara kedua paslon
tersebut. Ada yang dukung paslon 01 ataupun sebaliknya ada yang dukung paslon
02. Tentunya mereka memiliki kriteria tersendiri untuk paslon yang mereka
dukung. Namun, hal lain yang juga menjadi sorotan yaitu adanya saling serang
antar pendukung kubu baik melalui media sosial ataupun televisi. Mereka berdebat
meyakinkan bahwa paslon mereka lah yang pantas untuk menjabat kursi nomor satu
di Indonesia untuk periode lima tahun ke depan.
Hhmm .. perdebatan itu juga sangat aku rasakan
misalnya saja di story whatssapp, seolah-olah kedua kubu tersebut
saling berbalas atau beradu story. Pihak
yang satu menganggap bahwa presiden Jokowi layak untuk menjabat kembali menjadi
presiden karena berbagai prestasi yang telah beliau peroleh. Tapi, dilain sisi menganggap
bahwa hasil kinerja pemerintahan Jokowi pada periode 2014 sampai saat ini belum
menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga mendukung adanya hashtag yang ramai
diperbincangkan yaitu #2019GantiPresiden.
Sebagai pribadi yang tidak begitu mengeluh-eluhkan
kedua paslon itu, merasa hanya bisa geleng-geleng kepala (hahahahahah, bukan
berarti besok golput ya -,-). Kenapa geleng-geleng kepala? Karena di negara ini
sudah menjamur begitu banyak orang yang begitu fanatik ataupun sebaliknya
menjadi seorang haters. Bukankah
sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Kenapa masih ada orang yang begitu
senang atau mengidolakan seseorang secara berlebihan? Tapi, dilain sisi ada
orang yang begitu benci dengan seseorang secara berlebihan? Apa kita tidak bisa
mengidolakan sewajarnya dan membencinya secukupnya?. Walaupun menjadi pembenci
itu tidak baik, tapi coba kita simak permisalan berikut.
Di era pemerintahan ini misalnya, berbagai prestasi
telah ditorehkan dilain sisi masih terdapat permasalahan yang belum
terselesaikan. Sebagai seorang yang “bijak”, seharusnya kita (entah kubu A atau
B) harus gentle memuji dan mengakui jika
pemerintahan saat ini telah menorehkan prestasi, bukan menutupinya dan tidak
mau mengakui dengan menggembor-gemborkan berbagai isu permasalahan. Walaupun
menggembor-gemborkan isu permasalahan itu tidak salah, tapi harus disandingi
dengan solusi apa yang akan ditawarkan untuk pemerintah. Sebaliknya, jika ada permasalahan
pada pemerintahan ini yang memang itu belum terselesaikan, kita (entah kubu A
atau kubu B) sebagai individu harus mau untuk mengakui dan mengkritik
pemerintah dengan memberi solusi bukan menutup-nutupi. Diharapkan dengan adanya
sikap yang bijak ini, yang ada bukanlah saling olok-olok antar kubu, namun
saling bahu-membahu membangun bangsa ini entah siapapun itu pemimpinnya.
So, bagi kalian yang dukung paslon 01 atau 02 silakan.
Hanya bisa berpesan semoga menjadi kubu pendukung yang bijak, jika itu baik
maka akui dan beri apresiasi. Jika itu buruk, maka kritisi dengan menawarkan
solusi. Ingat, bukahkah yang berlebihan itu tidak baik? Hahaha sekian curhatan hati
ini yang sering membaca, mendengar, dan mengamati orang-orang sekeliling yang
begitu fanatik ataupun menjadi haters yang kedua tipe orang itu memuakkan emosi
diri ini. Sekian, Terima Kasih J
~Tegurlah Aku Jika Aku Salah~